kiat-kiat usaha

Bebek Peking Yang di Impikan Berkah dari Allah

Sekitar Januari 2008 saya menonton salah satu acara di televisi mengenai pemanfaatan lahan bekas penambangan timah di pulau Bintan . Lahn tersebut disewa Pengusaha dari malaysia untuk pengembangan dan peternakan BEBEK PEKING. Pada saat itu saya bermimpi bagaimana kalau itu dikembangkan di Jawa ,apakah harus import bibitnya dan segala impian yang ada dibenak saya. Sekitar sebulan sebelum puasa ramadhan (seperti biasa rutinitas kami untuk mencari meri kecil DOD untuk dibesarkan) kami sangat susah mencari meri kecil ini semua kosong terbersit bagi kami untuk menetaskan sendiri saja. Lagi - lagi karena berkah dari Alloh (Alhamdulilahirobbil Alamin) ketika membaca koran lokal melihat ada orang yang mengiklankan terima penetasan telur. Singkat kata kami menitipkan 216 telur .dan 35 hari kemudian kami ambil dan hasilnya tidak begitu menggembirakan cuma 76 yang jadi (Alhamdulillah Masih diberi kesabaran) dan ketika itu saya bertemu pemilik penetasan tersebut bicara ngobrol panjang dan punya misi yang sama ketika akan pulang saya dikejutkan
oleh beliau yaitu diberi amanah yang besar
diminta tolong mengembangkan BEBEK PEKING ,
dan secara spontan saya diberi 4 ekor bebek tsb . Mungkin bagi orang lain ini hal biasa tapi bagi kami ini adalah berkah yang kami impikan , untuk ini saya ucapkan terimakasih dan dedikasi yang tinggi kepada beliau pak Hartono ,jangan kecil hati pak berbuat baik walaupun anda etnis tionghoa dan sering dicaci masyarakat sekitar yang gak tau membalas kebaikan saudara


PEDOMAN BUDIDAYA TERNAK BEBEK
  I.      SARANA
  1. Lokasi; 1) Tak bertentangan dengan RUTR dan RDTR, 2) Letak dan ketinggian lokasi dengan wilayah sekitarnya harus memperhatikan lingkungan dan topografi
  2. Lahan Lahan harus jelas, sesuai degan peruntukannya menurut peraturan perundangan yang berlaku.
  3. Penyediaan Air dan Alat Penerang Air yang digunakan harus memenuhi baku mutu air yang sehat yang dapat diminum oleh manusia dan ternak serta tersedia sepanjang tahun, dan hendaknya menyediakan alat penerangan (listrik) yang cukup sesuai kebutuhan.
  4. Bangunan; 1) Jenis Bangunan
Ø      Kandang anak ayam, kandang ayam dara, ayam induk/babon dan ruang penetasan; kandang isolasi ayam sakit.
Ø      Gudang penyimpanan bahan baku, ransum makanan ayam, gudang peralatan, ruang penyimpanan telur dan tempat penyimpanan obat.
Ø      Bak dan saluran pembuangan limbah.
Ø      Bangunan kantor untuk urusan administrasi
2) Konstruksi Bangunan Memenuhi daya tampung untuk menjamin masuknya udara dengan leluasa ke dalam kandang dan keluarnya udara kotor (suhu optimal 26,5 oC dengan kelembaban maksimum 90%) memiliki saluran pembuangan limbah , bahan yang ekonomis.
3) Tata Letak Bangunan; a. Ruang kantor dan tempat tinggal karyawan : terpisah dari perkandangan, b. Ruang penetasan, kandang untuk anak ayam dan kandang induk untuk
4) Pembuatan unit pengolahan limbah (padat, cair dan gas)
5) Pembuatan tempat pembuangan kotoran dan penguburan bangkai VI.

II. PENGAWASAN
1. Sistem Pengawasan 1) Pada titik kritis dalam proses produksi untuk memantau kemungkinan adanya penyakit 2) Dinas Peternakan melakukan Pengawasan
2. Sertifkasi 1) Untuk tujuan ekspor harus dilengkapi dengan sertifikat 2) Sertifikat dikeluarkan oleh Dinas Peternakan/Instansi yang membidangi Peternakan setelah melalui penilaian berdasarkan monitoring dan evaluasi
3. Monitoring dan Evaluasi 1) Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh instansi yang berwenang di bidang peternakan di kabupaten/kota 2) Evaluasi dilakukan setiap tahun berdasarkan data dan informasi yang dikumpulkan serta pengecekan/kunjungan ke lokasi usaha
4. Pencatatan Data yang perlu dicatat adalah data populasi, produksi, catatan produksi, konsumsi pakan, jadwal vaksinasi, penyakit, pemasukan dan pengeluaran itik.
5. Pelaporan Setiap usaha itik wajib membuat : 1) Laporan tertulis secara berkala (semester dan tahunan) kepada instansi Dinas Peternakan 2) Laporan Internal (teknis dan administrasi) untuk pengawasan intern, terutama pada titik kritis proses produksi